2012/08/28

To : Reffan


Halo Ref, udah lama banget nggak ngobrol sama kamu, dan nyapa pun hampir nggak pernah. Ya kan?
Tadi saat syawalan aku minta maafnya juga nggak benar. Aku nyesel banget. Perlu kamu tau aku tadi sedih, aku terlalu sok untuk minta maaf dengan benar. Meski aku nggak tau bagimu aku berbuat salah apa nggak.

Aku sekarang udah sadar, aku emang terlalu PD, cewek yang nggak punya daya tarik dan egois macam aku bisa ada yang suka. Kenyataannya emang nggak ada. Heran, kenapa ada aja temenku yang bilang kalau ada yang suka sama aku, tapi nggak ngasih tau siapa, sedangkan di sudut pandangku, aku tidak merasa sedikitpun diperhatikan oleh siapapun. 

HA HA HA..

Aku pernah bilang ke Alta, ini mungkin bakatku, untuk selalu menjadi yang ditinggal, menjadi yang disakiti, dan senang memelihara luka hati. Ya, ini mungkin memang bakatku, itu sebabnya aku masih memperhatikanmu, sampai detik ini. Nggak peduli, perasaan ini bertepuk sebelah tangan, terserah. Perasaan ini belum bisa hilang. Aku biarkan menikmati rasa sakit ini, setiap melihat sosokmu.

Aku cuma pengen jadi kuat, nggak cengeng lagi. Aku sangat benci diriku yang cengeng dan dikit-dikit mengeluh kepadaNya. Aku jadikan semua luka yang aku dapati secara serempak ini sebagai caraNya, agar aku kuat, agar aku lebih ingat kepadaNya, bahwa ada Dia yang dapat lebih membuatku kuat dibandingkan kebahagiaan yang bernilai semu.

Susah Ref, aku udah nyoba, untuk bener-bener nggak peduli sama kamu. Sempat, saat aku lamaaa tidak melihatmu, aku tidak merasakan perasaan ini, tetapi, tadi, aku, melihatmu, cuma beberapa detik, perasaan ini datang dengan begitu cepat. Kembali. Seperti semula. Ajaib. 

Ref, kamu tahu? aku bahkan lupa gimana kita bisa SMSan, aku lupa kenapa aku seneng kamu bersikap baik terhadapku, aku lupa bagaimana awal kita bertemu.

Tapi aku masih ingat, sangat jelas, ketika aku mulai menanyai sahabatku tentang kamu,
dan kamu sedikit peduli dengan tindakan bodohku.

Aku masih ingat, aku nangis di depanmu gara-gara aku marahan sama sahabatku.

Aku masih ingat, saat aku tersenyum membaca SMS singkatmu, tanggal itu, beberapa hari sebelum ulang tahunku

Aku masih ingat, hari Jumat, baru datang, kamu memberikan itu,

Aku masih ingat, ketika makan puding cokelat, aku minta kamu suapin, aku selalu tersenyum kalau mengingatnya.

Aku masih ingat ketika kamu SMS sekedar nanya kabar hidupku yang nggak jelas ini

Aku masih ingat, dengan bodohnya aku curhat tentang dia ke kamu.

Aku masih ingat, ketika kamu nanya, apakah aku benar-benar menyukai dia.

Aku masih ingat, disaat event itu, kejadian "naas" itu menimpaku, aku masih sering ketawa kalau mengingatnya.

Aku masih ingat, ketika kamu SMS bener-bener nggak penting ketika aku dekat dengan seseorang.

Aku masih ingat ketika aku, kamu dan sahabatku main "truth or dare" di taman depan. lucu ya? aku malah banyak bohong disitu.

dan masih banyak hal lain, yang selalu membuatku tersenyum mengingatmu.

Dan kamu tahu ? saat aku dekat dengan orang luar sekolah itu.
Aku baru tahu kamu pernah deket sama seorang cewek, dulu, sudah lama.
Aku cemburu, dan saat itu yang tahu hanya sahabatku.
Dan itu sebelum aku dekat dengan dia.

di saat aku dengan dia pun,
aku masih sering SMS sahabatku, kalau aku sakit, aku merasa ini salah.
karena aku menyayangimu, bukan dia,
sahabatku bilang, entah maksudnya apa, dia bilang, lebih baik memilih kamu, tetap menunggu kamu
tapi tidak dengan orang lain.
maaf ya, aku jalani 4 bulan ini, dengan kebodohan-kebodohan yang aku sadari tapi tidak kuhentikan.
...


Kamu tahu kenapa perasaanku semakin meluap? ini karena kebodohanku.

Aku percaya dengan perkataan temanku, terutama sahabatku. 
Tentang sikapmu yang sudah dinilai aneh.
Awalnya aku ingin biasa aja, sungguh, aku sudah sering terjebak dalam lubang ini Ref.
Tetapi aku ternyata tidak bisa menghindarinya.
Aku menyukai seseorang karena perkataan orang lain, karena sebuah pendapat yang nggak pasti.

Maaf...

maaf ya Ref? 

maaf aku masih berusaha melibatkanmu dalam kisahku ini.
maaf aku masih menyayangi kamu,
maaf aku masih peduli terhadapmu,
maaf aku masih sedih ketika kamu tidak mempedulikanku,
maaf maaf aku menyusahkan kamu,
maaf aku seenaknya menjudgemu.

Maaf, maaf, maaf ya Reffan ?
padahal kamu berada dalam relungku lebih lama dibanding dia.

aku nggak akan meminta waktu-waktu itu kembali.
karena kamu masih ada,
perasaanku masih ada,
dan aku akan terus menjalani hidupku ini,
apa adanya.
dan lebih kuat.
 :)

Selasa, 28 Agustus 2012
20:23 WIB 

2 comments:

thank you